STRATEGI PENGEMBANGAN KELOMPOK USAHA
BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR KAMPUNG PUAY
DISTRIK SENTANI TIMUR KABUPATEN JAYAPURA
Amiruddin1
1 PSM Ahli Pertama Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Jayapura
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan kelompok usaha ikan air tawar dan mengkaji strategi yang tepat dalam usaha pengembangan kelompok usaha ikan air tawar di kampung Puay distrik Sentani Timur kabupaten Jayapura, dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Agustus sampai September 2021.
Metode yang dilakukan dengan teknik survei melalui observasi dan wawancara mendalam dengan masyarakat pemanfaat dan pemerintah terkait, dianalisis dengan scoring dan SWOT pada kelompok usaha ikan air tawar kampung Puay.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang diperoleh dalam mengembangkan Kelompok Usaha Ikan Air Tawar kampung Puay adalah dengan menggunakan strategi Konpetitif. Strategi Konpetitif ini merupakan kondisi yang lemah (ancaman) dari sisi eksternal tetapi kuat dari sisi internal. Arah kebijakan pengembangan Kelompok Usaha Ikan Air Tawar kampong Puay adalah mengupayakan perbaikan aspek eksternal dan sesegera mungkin untuk dapat mengurangi ancaman pada potensi yang ada.
Kata Kunci : Lingkungan Internal dan Eksternal Kelompok Usaha Ikan Air Tawar.
- A. Latar belakang
Danau ini terbentang antara Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura, Papua. memiliki luas 9.630 hektar (ha), sejauh ini merupakan sumber hidup bagi sekitar 5.000 keluarga di sekitarnya. Danau itu juga telah diprogramkan Pemerintah Kota Jayapura sebagai obyek wisata kota. Selain air hujan, Danau Sentani mendapatkan suplai air dari sekitar 34 sumber mata air dari pegunungan.
Danau Sentani sebagai ekosistem perairan tawar memiliki karakteristik parameter biofisik tertentu yang bervariasi berdasarkan waktu dan lokasi. Sebagai ekosistem perairan Danau sebagaimana ekosistem danau pada umumnya memiliki daya dukung ekologis dan ekonomis teruama dalam sektor perikanan dan pariwisata. Parameter biofisik lingkungan sangat menentukan daya dukung terhadap produksi ikan baik dari sektor perikanan tangkap maupun budidaya. Khususnya dalam upaya pengembangan sektor budidaya kajian khusus yang menduga potensi budidaya dalam kaitannya dengan kesesuain secara ekologis berdasarkan parameter biofisik masih sangat jarang dilakukan. Mengantisipasi dampak negatif yang mungkin terjadi di Danau Sentani maka perlu system pengelolaan yang terencana dan terpadu sehingga sumberdaya alam dapat dimanfaatkan secara terpadu.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu adanya perumusan staretgi pengembangan kelompok usaha ikan air tawar kampung puay
yang berada di danau Sentani. Maka perlu kajian dengan tujuan menganalisis parameter lingkungan dan faktor internal eksternal untuk membuat strategi untuk pengembangan kelompok usaha ikan air tawar secara berkelanjutan diharapkan hasil kajian ini dapat menjadi sumber informasi penting untuk pengembangan sektor perikanan khususnya budidaya karamba jaring apung dalam rangka menentukan kebijakan yang tepat terhadap pengembangan danau Sentani yang berkelanjutan . Kelompok i usaha budidaya ikan air tawar di Kampung Puay terdiri dari 3 kelompok dengan jumlah seluruh anggota dari masing – masing kelompok sebanyak 25 orang, mereka adalah penduduk asli Kampung Puay dan sebagian bermukim disekitar areal kerambah. Jumlah petak kerambah sebanyak 12 petak dengan kedalaman air saat air surut antara 100 cm – 130 cm dan pada saat air pasang antar 200 cm – 250 cm.
- B. Metode Penelitian
- 1. Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga Agustus 2021 di Kampung Puay Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura.
- 2. Metode Penarikan Sampel
Metode yang digunakan dalam penelitian dengan data primer dan sekunder sebagaimana dalam uraian berikut :
a. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari Kelompok usaha Budidaya ikan air tawar.
b. Data Sekunder.
Data sekunder diperoleh dari artikel yang telah dipublikasi maupun yang tidak dipublikasikan, arsip dan dokumentasi dari instansi pemerintah dan lembaga terkait, meliputi informasi yang terkait dengan daerah penelitian serta data lain yang dibutuhkan dalam penelitian.
- 3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui:
- Wawancara, data yang diperoleh dengan melakukan Tanya jawab untuk mendapatkan data awal sebagai masukan untum penelitian selanjutnya.
- Kuesioner, data yang didapatkan melalui beberapa pertanyaan yang diberikan kepada petani budidaya rumput laut dalam bentuk tertulis dan selanjutnya diberi scoring.
4. Analisis Data
a. Faktor-faktor internal dan eksternal yang didapatkan dari identifikasi yaitu faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman kemudian dimasukkan ke dalam matrik SWOT untuk dianalisis. Analisis SWOT (Rangkuti, 2001) ini menggambarkan secara jelas peluang dan ancaman strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT.
b. Menyilangkan masing-masing faktor sehingga didapat strategi SO, ST, WO, dan strategi WT.
- C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Budidaya ikan Air tawar yang terdapat di Kampung Puay murapakan budidaya kerambah diperairan Danau Sentani. jenis ikan yang dipelihara ada beberapa. Jenis ikan yang dipelihara adalah antara ikan nila, ikan mas, ikan mujair dan ikan hias, tetapi yang paling banyak dipelihara adalah ikan nila. Hasil ikan yang dipelihara sebagian dijual kepada pedagang pengumpul, sebagian dijual dipasar dan sebagian dikonsumsi sendiri. Petani ikan memberikan pakan buatan (pelet) dan pakan tambahan berupa sisa-sisa makanan, ketelah pohon dam ampas kelapa. Benih ikan yang ada di Distri Sentani Timur sebagian besar petani masih melakukan pembenihan sendiri berdasarkan pengalaman petani.
Di Distri Sentani Timur telah terbentuk kelompok petani ikan walaupun sampai sekarang belum berkembang seperti yang terjadi pada kelompok usaha budidaya ikan air tawar yang mengelola perikanan air tawar. Keberadaan kelompok usaha budidaya ikan air tawar yang ada di Distri Sentani Timur telah memberikan nilai tambah bagi masyarakat yang ada di di kampung Puay ini dan sekitarnya dalam kontribusinya sebagai penyedia ikan air tawar untuk pasarkan.
. Hasil pengumpulan data dari kelompok usaha budidaya ikan air tawar serta stakeholder yang terkait dan dilakukan analisis pada faktor internal dan eksternal sebagai berikut :
Tabel 1. Pernyataan Kuisioner Faktor Internal
No
Kekuatan (S)
No
Kelemahan (W)
S1
Danau Sentani strategis untuk usaha budidaya ikan air tawar
W1
Kelompok Usaha berdasarkan Struktur
Organisasi
S2
Kelompok usaha merupakan Modal Sosial
W2
Mempunyai payung Hukum
S3
Anggota Kelompok mampu melakukan pembibitan
W3
Memiliki Program Kerja
S4
Pakan alami tersedia
W4
Membangun kerjasama antar kelompok
S5
12 Kerambah cukup pengembangan usaha
W5
Memiliki pembukauan dan pelaporan
S6
Pembentukan Kelompok Usaha Oleh Masyarkat?
W6
Penjadwalan Kerja kelompok
S7
Budidaya Ikan Dukungan Pemerintah Kampung
W7
Mengelola Budidaya Ikan dengan
Pengetahuan Teknis.
W8
Pencatatan Pertumbuhan Ikan.
Tabel 2. Pernyataan Kuisioner Faktor Eksternal
No
Peluang (O)
No
Ancaman (T)
O1
Pemerintah Daerah mendukung Budidaya ikan.
T1
Rutin dalam pemberian pakan .
O2
Peraturan Daerah mengenai Budidaya ikan
T2
Pemodalan Dana dengan bantuan
O3
Pembinaan dan Pelatihan dilakukan Pemkab
T3
Pemasaran ikan lewat pelanggan
O4
Bantuan Anggaran Dari Pemerintah
T4
Kerambah terisi kembali setelah panen
O5
Kerjasama antar kelompok
T5
Gangguan pertumbuhan ikan di Danau
Pemberian nilai rating pada tabel pernyataan didasarkan pada keterangan ini :
a) Skala 5 : Jika faktor tersebut berpengaruh (sangat baik)
b) Skala 4 : Jika faktor tersebut berpengaruh (baik)
c) Skala 3 : Jika faktor tersebut kurang berpengaruh (cukup)
d) Skala 2 : Jika faktor tidak berpengaruh (kurang cukup)
e) Skala 1 : Jika factor sangat tidak berpengaruh (sangat Kurang)
Tabel 3. Data Hasil Kuesioner dan Pemberian Rating Dari Faktor Internal
No
Kekuatan (S)
Data
1
2
3
4
5
1
Danau Sentani strategis untuk usaha budidaya ikan air tawar
1
4
4
2
Kelompok usaha merupakan Modal Sosial
2
3
4
3
Anggota Kelompok mampu melakukan pembibitan
3
3
1
1
1
4
Pakan alami tersedia
2
4
3
5
12 Kerambah cukup pengembangan usaha
1
3
5
6
Pembentukan Kelompok Usaha Oleh Masyarkat?
1
2
4
2
7
Budidaya Ikan Dukungan Pemerintah Kampung
2
4
3
No
Kelemahan (W)
1
2
3
4
5
8
Kelompok Usaha berdasarkan Struktur Organisasi
4
3
2
9
Tidak Mempunyai payung Hukum
3
4
1
1
10
Tidak Memiliki Program Kerja
2
4
2
1
11
Tidak Membangun kerjasama kelompok
4
3
2
12
Tidak Memiliki pembukauan dan pelaporan
6
3
13
Penjadwalan Kerja tidak dipatuhi kelompok
2
2
5
14
Mengelola Budidaya Ikan tanpa Pengetahuan Teknis.
4
2
3
15
Tdak ada Pertumbuhan Ikan.
5
4
Tabel 4. Data Hasil Kuesioner dan Pemberian Rating Dari Faktor Eksternal
No
Peluang (O)
Rating
1
2
3
4
5
1
Pemerintah Daerah mendukung Budidaya ikan.
4
5
2
Peraturan Daerah mengenai Budidaya ikan
4
4
1
3
Pembinaan dan Pelatihan dilakukan Pemkab
3
5
1
4
Bantuan Anggaran Dari Pemerintah
6
3
5
Kerjasama antar kelompok
3
4
2
No
Ancaman (T)
1
2
3
4
5
6
Rutin dalam pemberian pakan .
3
3
2
1
7
Pemodalan Dana dengan jika bantuan
3
4
2
8
Pemasaran ikan lewat pelanggan
3
3
3
9
Kerambah terisi kembali setelah panen
3
2
3
1
10
Gangguan pertumbuhan ikan di Danau
2
4
3
- b. Pengolahan data
- 1. Perhitungan Bobot Faktor Internal
Faktor internal yang berasal dari dalam lingkungan Kelompok Usaha Budidaya Ikan Air Tawar berupa kekuatan dan kelemahan yang kemudian perhitungan bobot ditentukan berdasarkan tingkat kepentingan atau penanganan mulai dari skala 0,00 (tidak penting) sampai 1,00 (sangat penting) dan dimana bobot tersebut dijumlahkan tidak melebihi skor total 1.00. Berikut adalah tabel perhitungan bobot faktor internal.
Tabel 5. Perhitungan Bobot Faktor Internal
No
Kekuatan (S)
Data
Bobot
1
Danau Sentani strategis untuk usaha budidaya ikan air tawar
39
0.101
2
Kelompok usaha merupakan Modal Sosial
38
0.098
3
Anggota Kelompok mampu melakukan pembibitan
21
0.054
4
Pakan alami tersedia
28
0.072
5
12 Kerambah cukup pengembangan usaha
31
0.080
6
Pembentukan Kelompok Usaha Oleh Masyarkat?
34
0.088
7
Budidaya Ikan Dukungan Pemerintah Kampung
37
0.095
Total Kekuatan
228
0.588
No
Kelemahan (W)
Data
Bobot
8
Kelompok Usaha berdasarkan Struktur Organisasi
16
0.041
9
Mempunyai payung Hukum
18
0.046
10
Memiliki Program Kerja
20
0.052
11
Membangun kerjasama antar kelompok
25
0.064
12
Memiliki pembukauan dan pelaporan
12
0.031
13
Penjadwalan Kerja kelompok
39
0.101
14
Mengelola Budidaya Ikan dengan Pengetahuan Teknis.
17
0.044
15
Pencatatan Pertumbuhan Ikan.
13
0.034
Total Kelemahan
160
0.412
Total Faktor Internal
388
1
- 2. Perhitungan Bobot Faktor Eksternal
Pada perhitungan bobot faktor eksternal yang berasal dari luar lingkungan perusahaan ditentukan berdasarkan tingkat kepentingan atau penanganan mulai dari skala 0,00 (tidak penting) sampai 1,00 (sangat penting) dan dimana bobot tersebut dijumlahkan tidak melebihi skor total 1.00. Berikut adalah tabel hasil perhitungan bobot faktor eksternal.
Tabel 6. Perhitungan Bobot Faktor Eksternal
No
Peluang (O)
Data
Bobot
1
Pemerintah Daerah mendukung Budidaya ikan.
14
0.061
2
Peraturan Daerah mengenai Budidaya ikan
15
0.065
3
Pembinaan dan Pelatihan dilakukan Pemkab
16
0.070
4
Bantuan Anggaran Dari Pemerintah
12
0.052
5
Kerjasama antar kelompok
17
0.074
Total Peluang
74
0.322
No
Ancaman (T)
6
Rutin dalam pemberian pakan .
28
0.122
7
Pemodalan Dana dengan bantuan
35
0.152
8
Pemasaran ikan lewat pelanggan
36
0.157
9
Kerambah terisi kembali setelah panen
29
0.126
10
Gangguan pertumbuhan ikan di Danau
28
0.122
Total Ancaman
156
0.678
Total Faktor Eksternal
230
1
Contoh perhitungan pengolahan data kuesioner dan bobot untuk faktor internal :
Faktor kekuatan pada No.1 didapat dari total jawaban 9 responden yaitu
::3+4+4+4+4+5+5+5+5= 39, dan untuk perhitungan bobot pada faktor kekuatan No.1 tabel 5 didapat dari total jawaban 9 responden dibagi dengan total pengolahan data kuisioner, contoh perhitungannya yaitu Bobot = 39/388 = 0,101
- 3. Perhitungan Bobot dan Rating Matriks
- a. Perhitungan Matriks IFAS
Perhitungan matrik IFAS merupakan perhitungan untuk menentukan bobot, rating dan skor dimana jumlah bobot tidak melebihi jumlah 1,00, dan menghitung nilai rating masing-masing faktor dengan memberikan skala 1 (dibawah rata-rata/tidak penting) sampai dengan 5 sangat baik. Berikut adalah tabel 7. hasil perhitungan matrik IFAS.
Tabel . 7 Perhitungan Matrik IFAS.
No
Kekuatan (S)
Bobot
Rating
Skor
1
Danau Sentani strategis untuk usaha budidaya ikan air tawar
0.101
4.000
0.402
2
Kelompok usaha merupakan Modal Sosial
0.098
4.000
0.392
3
Anggota Kelompok mampu melakukan pembibitan
0.054
2.000
0.108
4
Pakan alami tersedia
0.072
3.000
0.216
5
12 Kerambah cukup pengembangan usaha
0.080
3.000
0.240
6
Pembentukan Kelompok Usaha Oleh Masyarkat?
0.088
4.000
0.351
7
Budidaya Ikan Dukungan Pemerintah Kampung
0.095
4.000
0.381
Total Kekuatan
0.588
2.090
No
Kelemahan (W)
8
Kelompok Usaha berdasarkan Struktur Organisasi
0.041
2.000
0.082
9
Mempunyai payung Hukum
0.046
2.000
0.093
10
Memiliki Program Kerja
0.052
2.000
0.103
11
Membangun kerjasama antar kelompok
0.064
3.000
0.193
12
Memiliki pembukauan dan pelaporan
0.031
1.000
0.031
13
Penjadwalan Kerja kelompok
0.101
4.000
0.402
14
Mengelola Budidaya Ikan dengan Pengetahuan Teknis.
0.044
2.000
0.088
15
Pencatatan Pertumbuhan Ikan.
0.034
1.000
0.034
Total Kelemahan
0.412
1.026
Total Matrik IFAS
1.000
3.116
- b. Perhitungan Matriks EFAS
Perhitungan matrik EFAS sama halnya dengan matrik IFAS yaitu untuk menentukan bobot, rating dan skor dimana jumlah bobot tidak melebihi jumlah 1,00, dan menghitung nilai rating masing-masing faktor dengan memberikan skala 1 (dibawah rata-rata/tidak penting) sampai dengan 5 sangat baik. Berikut adalah tabel hasil perhitungan matrik EFAS. Nilai rating kekuatan dan kelemahan selalu bertolak belakang, begitu juga dengan peluang dan ancaman. Hasil analisis dari EFAS dapat dilihat pada tabel 8 berikut.
Tabel 8. Perhitungan Matrik EFAS.
No
Peluang (O)
Bobot
Rating
Skor
16
Pemerintah Daerah mendukung Budidaya ikan.
0.061
2.000
0.122
17
Peraturan Daerah mengenai Budidaya ikan
0.065
2.000
0.130
18
Pembinaan dan Pelatihan dilakukan Pemkab
0.070
2.000
0.139
19
Bantuan Anggaran Dari Pemerintah
0.052
1.000
0.052
20
Kerjasama antar kelompok
0.074
2.000
0.148
Total Peluang
0.322
0.591
No
Ancaman (T)
21
Rutin dalam pemberian pakan .
0.122
3.000
0.365
22
Pemodalan Dana dengan bantuan
0.152
4.000
0.609
23
Pemasaran ikan lewat pelanggan
0.157
4.000
0.626
24
Kerambah terisi kembali setelah panen
0.126
3.000
0.378
25
Gangguan pertumbuhan ikan di Danau
0.122
3.000
0.365
Total Ancaman
0.678
2.343
Total Matrik EFAS
1
2.935
Contoh perhitungan bobot, rating dan skor kekuatan pada No.1 :
Perhitungan bobot untuk faktor kekuatan didapat dari total jawaban 9 responden dibagi dengan total perhitungan data kuesioner IFAS dilihat pada tabel 7 dengan hasil Bobot = 39/388 = 0,101.
Perhitungan rating untuk faktor peluang kekuatan didapat dari total jumlah
jawaban 9 responden dibagi dengan jumlah responden. Perhitungan sebagai
berikut : Rating = 39/9= 4.333 dibulatkan 4.
Perhitungan skor untuk faktor kekuatan didapat dari perkalian bobot dan
Rating. Perhitungannya adalah : Skor = Bobot x Rating = 0,101 x 4 = 0,402.
Maka total hasil perhitungan skor matriks IFAS dan EFAS adalah sebagai berikut :
Þ Total skor kekuatan (strengths) = 2,09.
Þ Total skor kelemahan (weaknesses) = 1.026.
Þ Total skor peluang (opportunities) = 0.591.
Þ Total skor ancaman (threats) = 2.343.
- 4. Diagram Cartesius Analisa SWOT
Dari hasil perhitungan pada faktor–faktor tersebut maka dapat digambarkan dalam Diagram SWOT, dapat dilihat pada gambar 4. Rumus untuk mencari titik koordinatnya yaitu sebagai berikut : (x,y)
Untuk mencari koordinatnya, dapat dicari dengan cara sebaagi berikut :
- · Koordinat analisis internal ; koordinat analisis eksternal
= Total skor kekuatan - total skor kelemahan ; S−W
2 2
= 2,09−1.26 = 0.53
2
= total skor peluang - total skor ancaman = O−T
2 2
= 0.591−2.343 = - 0.88
2
Gambar 1
Diagram CartesiusTindakan Strategis
Diagram Cartesius pada gambar 1 di atas, menggambarkan bahwa strategi yang digunakan oleh Kampung Puay Pemerintah Distrik Sentani Timur dalam kelompok usaha ikan air tawar adalah menggunakan Strategi Konpetitif ini merupakan kondisi yang lemah (ancaman) dari sisi eksternal tetapi kuat dari sisi internal. Posisi ini mengindikasikan berbagai kekuatan yang ada cukup besar, sementara ancaman pada pemodalan dan pemasaran dan terhadap gangguan alam danau yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan. Arah kebijakan pengembangan Kelompok Usaha Ikan Air Tawar di Distrik Sentani Timur terkait dengan kondisi tersebut adalah mengupayakan perbaikan aspek eksternal Kelompok Usaha Ikan Air Tawar sesegera mungkin untuk dapat mengurangi ancaman pada potensi yang ada.
Selain analisis SWOT, arah kebijakan pengembangan Kelompok Usaha Ikan Air Tawar harus menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. Hal ini sangat penting mengingat keberadaan Kelompok Usaha Ikan Air Tawar bukanlah menjadi pesaing usaha warga, tetapi menjadi fasilitator yang dapat mestimulus usaha warga lebih berkembang.
Berdasarkan permasalahan di atas, merumuskan kebutuhan pengetahuan dan keterampilan yang harus diberikan kepada kelompok budidaya ikan air tawar ini dengan pola pendampingan adalah sbb :
- Materi – materi Pendampingan
- Materi pendampingan Jangka Pendek
- Ketiga kelompok disatukan dalam 1 struktur organisasi Usaha Hoime yang SKnya ditanda tangani oleh Kepala Kampung dengan memposisikan Balai Latihan Masyarakat sebagai Instansi Pembina.
- Bagan struktur organisasi sesuai kebutuhan pekerjaan dan uraian tugas masing-masing dalam bagan struktur tersebut ;
- Syarat – syarat penempatan orang dalam posisi bagan struktur ;
- Manfaat pencatatan harian dan Sistem pembukuan dalam usaha (BKU) ;
- Materi pendampingan Jangka Panjang :
- Pelatihan pembuatan pakan ikan ;
- Penguatan Kelembagaan Usaha;
- Konsep usaha dan pengembangan usaha.
- Pola Pendampingan
Dalam kegiatan pendampingan akan dilakukan 3 cara yaitu :
- Pendampingan umum (Tim pendamping bertemu dengan semua anggota)
- Pendampingan person (Ketua, Sekretaris dan Bendahara) ;
Pendampingan menurut sub – Sub kelompok.
- IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis di atas maka dapat disimpulkan bahwa strategi yang diperoleh dalam mengembangkan Kelompok Usaha Ikan Air Tawar kampong Puay adalah menggunakan strategi Konpetitif. Strategi Konpetitif ini merupakan kondisi yang lemah (ancaman) dari sisi eksternal tetapi kuat dari sisi internal. Posisi ini mengindikasikan berbagai kekuatan yang ada cukup besar, sementara ancaman pada pemodalan dan pemasaran dan terhadap gangguan alam danau yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan. Arah kebijakan pengembangan Kelompok Usaha Ikan Air Tawar di Distrik Sentani Timur terkait dengan kondisi tersebut adalah mengupayakan perbaikan aspek eksternal Kelompok Usaha Ikan Air Tawar sesegera mungkin untuk dapat mengurangi ancaman pada potensi yang ada.
Selain analisis SWOT, arah kebijakan pengembangan Kelompok Usaha Ikan Air Tawar harus menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. Hal ini sangat penting mengingat keberadaan Kelompok Usaha Ikan Air Tawar bukanlah menjadi pesaing usaha warga, tetapi menjadi fasilitator yang dapat menstimulus usaha warga lebih berkembang. Disamping itupula Kelompok Usaha Ikan Air Tawar kampung Puay perlunya pengembangan pengetahuan dan keterampilan melalui pendekatan pendampingan, baik secara janka panjang maupun jangka pendek.
DAFTAR PUSTAKA
Aan Hermawan, Siti Amanah, Anna Fatchiya, 2016, Partisipasi Pembudidaya Ikan dalam Kelompok Usaha Akuakultur di Kabupaten Tasikmalaya, Jurnal Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Institut Pertanian Bogor, Bogor
Astuti LP, A Warsa & H Satria. 2009. Kualitas Air dan Kelimpahan Plankton di Danau Sentani, Kabupaten Jayapura. Jurnal Perikanan (J. Fish Sci.), 11(1):66–77.
Banon, Suherman; Atmaja dan Nugroho, Duto. 2011.upaya-upaya pengelolaan sumber daya ikan yang berkelanjutan di Indonesia.
BPS Distrik Sentani Timut Dalam Angka 2020.
Bacthiyar C.G.S. Worang, Hengky J. Sinjal, Revol D. Monijung, 2018, Strategi pengembangan budidaya perikanan air tawar di Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara, Jurnal Budidaya Perairan, Vol. 6 No.2: 68 – 76;
Chairulwan Umar, Safran Makmur. 2006. Komposisi Jenis dan Hasil Tangkapan Ikan di Danau Sentani Papua. BIODIVERSITAS ISSN: 1412-033X Volume 7, Nomor 4 Oktober 2006 Halaman: 349-353.
Iman Djuniawal, Suryawati Salam dan Sri Mulyani, 2019, Analisis Pemanfaatan Danau Sentani Untuk Pengembangan Budidaya Keramba Jaring Apung Secara Berkelanjutan, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua, Jayapura.
Lia Sutiani, Yannefri Bachtiar, 2020, Analisis Model Budidaya Ikan Air Tawar Berdominansi Ikan Gurame (Osphronemus Gouramy) di Desa Sukawening, Bogor, Jawa Barat, Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat, Maret 2020,Vol 2 (2) 2020: 207–214.
Rangkuti F. 1997. Analisis SWOT Teknik membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta;
Roosye Douke E.S. Onibala, 2009, , Tesis Program Prospek Pengembangan Usahatani Karamba Jaring Apung Ikan Nila Melalui Pendekatan Agribisnis di Danau Sentani Kabupaten Jayapura Pascasarjana Universitas hasanuddin Makassar
Talumewo H, Sinjal H, Watung J. 2012. Strategi pengembangan perikanan Budidaya di Langowan. Jurnal e budidaya perairan Vol. 1. No 2: 24-30.
Foto Diskusi Dengan Masyarakat